30 May 2019 (5 years ago) | Dhamma | 2658 Viewers |
Setiap tahun umat Buddha memperingati Tri Suci Waisak dengan penuh hikmah dan makna, untuk mengenang kembali tiga peristiwa penting yaitu pertama ; Kelahiran Sang Pangeran Siddharta Gautama pada tahun 623 SM, kedua; Sang Pertapa Gautama mencapai Penerangan Sempurna menjadi Buddha tahun 588 SM, ketiga ;Sang Buddha Gautama wafat (Mahaparinirvana) tahun 543 SM. Waisak ( bulan Mei) selalu memberi berkah kepada Semua makhluk berupa kebahagiaan, kegembiraan dan sukacita.
Meminjam momen penting Waisak ini umat Buddha senantiasa mawas diri ,introspeksi dan merenung kembali ajaran Buddha yang bermanfaat bagi peningkatan sradha (keimanan). Pesan-pesan sakral Sang Buddha yang ditujukan kepada semua makhluk, manusia dan dewa untuk mencapai kedamaian dan pembebasan dari penderitaan.Kebenaran Buddha untuk membentuk batin yang indah, orang yang memiliki hati nurani paling indah senantiasa memancarkan wajah kasih, hati kasih dan prilaku kasih. Setiap saat senantiasa membawa kebahagiaan, memberikan harapan, kepercayaan dan motivasi kepada orang lain.
Masyarakat manusia dewasa ini cenderung pada perbuatan brutal, suka main hakim sendiri, bukan menjadikan hakim nurani bagi dirinya dan mengendalikan diri sendiri, tapi berbuat yang diluar batas toleransi, seperti membunuh atau menganiaya karena salah paham, memukul karena emosi, membakar hidup-hidup karena mencuri, perampokan.
Perbuatan amoral semakin memuncak, lima garis moral dilanggar yaitu pembunuhan, pencurian, asusila, berbohong dan minum-minuman memabukkan atau terlibat narkoba.
Generasi muda sebagai harapan bangsa cenderung kepada perbuatan ikut-ikutan melaksanakan kejahatan yang tanpa malu dan takut akan akibat perbuatan, ini dikarenakan yang tua belum bisa memberikan contoh suri teladan kepada yang masih muda.
Buddha mengajarkan lima Dharma (Ajaran) untuk menghindari lima pantangan prilaku, yakni ; dengan cinta kasih ( maitri) untuk menghindari pembunuhan atau penganiayaan; dengan kebenaran untuk menghindari pencurian, korupsi, kolusi dan nepotisme ; dengan kesusilaan menghindari asusila atau zinah, dengan kepercayaan menghindari pembohongan, penipuan dan dengan kebijaksanaan menghindari terlibat dalam minum-minuman keras dan narkoba atau sejenisnya. Generasi muda Buddhis yang terkasih. Diharapkan jangan sampai terlibat dalam lima keburukan prilaku tersebut, janganlah kita tergiur oleh nafsu kepuasan sementara yang menyenangkan yang berakibat karma buruk, penderitaan sepanjang masa. Hanya dengan kewaspadaan dan pengendalian diri kita akan dapat terhindar dari perbuatan tidak terpuji dan terjerumus dalam kawah berapi, yang diliputi api kebencian, keserakahan dan kebodohan atau kegelapan batin (avijja).
Banyak orang dalam kehidupan sehari-hari cenderung lebih mudah mencari kepuasan sesaat yang didasari tanha ( kepuasan rendah), sehingga melupakan aku sejati yang mengendalikan sang diri ( nuraniah), timbullah berbagai pelanggaran moralitas dan etika masyarakat. Secara preventif umat Buddhis, terutama para mahasiswa dan generasi muda hendaknya membentengi iman dengan kebenaran Dharma Ajaran Buddha, berbuat secara nyata ajaran Kebenaran Mutlak, Hukum Kesunyataan dalam kehidupan sehari-hari, merubah pola prilaku dan pandangan yang tidak benar terhadap makna kehidupan sesungguhnya.
Buddha telah mewariskan Delapan Jalan Mulia atau Jalan tengah yang bisa diperaktekkan oleh umat Buddha, yaitu sikap hidup dengan berpandangan benar, pikiran benar, perbuatan benar, ucapan benar, mata pencaharian benar, daya upaya benar, perhatian benar dan samadhi benar. Kedelapan jalan ini dapat membawa seseorang kepada pemahaman kehidupan yang kenyataannya derita (dukha) menuju pembebasan dari dukha.
Hidup yang benar didasari sebuah pandangan visi yang tepat, yaitu ajaran Buddha mengajarkan pola hidup cinta kasih dan toleransi. Kehidupan yang penuh cinta kasih akan membawa kepada pikiran yang selalu ingin membahagiakan dan memberi manfaat kepada orang lain, dengan pikiran yang bersih akan membawa ketenangan dan keseimbangan batin, yang diwujudnyatakan dalam tindakan, ucapan dan penghidupan yang lurus, bebas dari berbagai kilesa ( kekotoran batin) adalah penghidupan yang damai dan harmonis.
Sang Buddha mengajarkan agar kita memupuk kedamaian dan keharmonisan hidup dengan memperaktekkan 4 sifat Keluhuran yang disebut Catur Brahmavihara yaitu
Pertama : Sifat Metta (Cinta Kasih)
Dengan dasar kasih, nurani berkembang menjadi baik, kasih yang selalu mengharapkan kebahagiaan semua makhluk, membawa kesejahteraan dan kebahagiaan orang disekitarnya.
Sifat kasih tidak dilandasi dengan nafsu yang rendah atau kecenderungan pribadi, melainkan sifat semesta, dengan memandang semua bangsa dan makhluk bagai satu saudara, melihat dunia bagai tanah air. Bagaikan matahari yang memancarkan sinarnya kesegenap penjuru dunia tanpa perbedaan.
Sang Buddha bersabda :”Ditengah-tengah orang yang membenci, hendaknya seorang hidup bebas dari kebencian atau maitri”.
Kedua : Sifat Karuna ( Kasih Sayang )
Sifat kedua pada diri manusia adalah Kasih Sayang universal. Sikap kasih sayang ini muncul dari diri manusia dengan melihat penderitaan orang lain maupun makhluk hidup, dan berusaha untuk meringankan penderitaannya. Sikap untuk meringankan penderitaan orang lain, untuk mengikis sikap ketamakan (lobha) yang dimiliki.
Ketiga : Mudita ( Rasa simpati)
Sifat keluhuran mudita atau simpati pada kebahagiaan orang lain dan makhluk, tanpa irihati. Mengikis sikap selalu iri dan dengki pada keberhasilan orang lain .
Keempat ; Sifat Upekkha (keteguhan batin)
Sikap batin yang paling penting adalah keteguhan hati atau keseimbangan batin. Dunia dalam kekacauan dan ketidakseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan hanya dapat diatasi oleh orang yang batinnya seimbang .
Buddha telah memberikan suri teladan dan petunjuk jalan kepada manusia dan semua makhluk yang berjodoh memaknai dan menyadari hakekat kehidupan ini, untuk lebih meningkatkan diri, memotivasi diri hingga terjadi perubahan mental dan spiritual yang lebih mantap dalam melaksanakan cita-cita luhur, kemuliaan hidup.
Semoga semua makhluk hidup turut berbahagia. Semoga Sang Tri Ratna memberkati kita semua. Selamat Hari Tri Suci Waisak 2563/2019. Swaha….Swaha…Swaha…
Sonika,Dosen STAB Maitreyawira dan Universitas Riau (UNRI).
In Memoriam(1) Mengenang Mp.prajnasutta Penyampai “kebenaran Suara Nurani” Umat Manusia20 July 2024 (5 months ago)
|
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 315 May 2024 (8 months ago)
|
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 213 May 2024 (8 months ago)
|
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 111 May 2024 (8 months ago)
|
Dunia Satu Keluarga - Oleh Rida Jelita04 December 2023 (1 year ago) SEMANGAT DUNIA SATU KELUARGA OLEH : RIDA JELITA Berbicara Dunia S... |
Ulambana; Tradisi Ritual Cit Gwee Pua (kisah Bhiksu Mogallana Menolong Ibunya)29 August 2023 (1 year ago)
|
Pahlawan Eco Enzyme Adalah Guru Dhamma “dapur Yang Baik, Bukan Dapur Yang Beracun”.21 July 2023 (1 year ago)
|
Memaknai Tahun Baru Lunar Kalender “imlek” *)25 January 2022 (2 years ago) Makna Perayaan Budaya Tionghoa Dalam sejarah Tionghoa dunia... |
Refleksi Kesadaran Nurani : Kesadaran Bersama Membangkitkan Semangat Kehidupan25 September 2021 (3 years ago)
|
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (2)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (2) Melaksana... |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (1)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (1) Kehidupan m... |
Sebuah Refleksi*) Belajar Dengan Langit-bumi Dan Keteladanan Orang Suci21 April 2021 (3 years ago) Dengan melihat Langit-Bumi kita bisa menjiwai Maha Kasih dan Maha Inda... |
Lima Elemen,lima Budi, Dan Lima Sila Dalam Kehidupan Manusia21 May 2020 (4 years ago) “Lima elemen,Lima Budi ,dan Lima Sila yang bisa di pahami oleh o... |
Renungan Dan Doa Waisak 2564/202007 May 2020 (4 years ago) Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Maitreya Buddhaya Salam Kasih dan Keind... |
Refleksi Waisak 2564/202006 May 2020 (4 years ago) Penulis : Sonika, S.E.,S.Ag.,M.Pd., Dosen Tetap STAB Maitreyawira dan ... |
Bencana Tak Berpintu29 September 2018 (6 years ago) Ibu Pertiwi Berduka, Indonesia benar-benar berduka dengan datangnya be... |
Dhammaniyama Sebagai Fenomena Alam “cosmical Body Of The Lord”29 September 2018 (6 years ago) Kita pernah menyaksikan Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016... |
Dharma Bagai Cermin Hidup20 September 2018 (6 years ago) “Segala sesuatu adalah tidak kekal. Berusahalah dengan sungguh-s... |