DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (1)


16 July 2021 (3 years ago) Dhamma 1255 Viewers

DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (1)

Kehidupan manusia dan semua makhluk di muka bumi ini bersifat sementara dengan sebab-jodoh fana, proses muncul dan musnah yang silih berganti. Semua yang bisa dilihat, didengar, dicicipi, diraba, dirasakan, dan dipikirkan, semua bersifat fana. Badan raga yang sangat kita sayangi, cintai, yang kita jaga dengan baik setiap saat, inipun fana adanya, akhirnya kembali pada tanah. Apalagi saat ini hidup ditengah pandemi Covid-19, setiap orang hidup dalam ketakutan, khawatir terinfeksi wabah, hidup dalam kegalauan, juga menyebabkan hubungan antar manusia merenggang.

Menurut Brooks dkk.(2020), dampak psikologis selama pandemi diantaranya gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder), kebingungan, kegelisahan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, insomnia, dan merasa tidak berdaya. Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog mencatat hampir semua jenis gangguan mental ringan hingga berat dapat terjadi dalam kondisi pandemik ini.  Menurut Deshinta Vibriyanti dari Pusat Penelitian Kependudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dalam  jurnal Kependudukan Indonesia | Edisi Khusus Demografi dan COVID-19, Juli 2020 | 69-74, menyebutkan bahwa

dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, kecemasan perlu dikelola dengan baik sehingga tetap memberikan awareness namun tidak sampai menimbulkan kepanikan yang berlebihan atau sampai pada gangguan kesehatan kejiwaan yang lebih buruk. Para ahli telah bersepakat bahwa kesehatan fisik dan mental saling terkait yang harus dikelola secara seimbang. Keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental di masa pandemi juga telah menjadi perhatian oleh pemerintah, dengan menerbitkan pedoman umum menghadapi pandemi Covid-19.

Tulisan ini akan mengulas bagaimana sebagai umat Buddha dengan Kebenaran(Buddha Dharma) menghadapi Pandemi Covid-19 dengan arif bijaksana dan kasih. Semua makhluk di dunia ini dan Tri loka adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kasih dan Maha Indah, semua makhluk dari yang tampak dan tidak tampak adalah perwujudan Maha Kasih Tuhan yang menciptakannya, dengan sumber yang sama. Semua mahluk di Tiga Alam berada dalam sebab-jodoh fana, kalau bisa memahami kebenaran ini maka kita akan hidup harmonis satu dengan lain.

Orang bijaksana dapat memahami dan menginsafi semua kondisi kehidupan, buruk atau baik, menghadapi manusia, peristiwa dan benda dengan kebenaran.  Bila dilihat historis Buddha, Bodhisatva, dan para Suci dahulu sampai sekarang, selalu menghargai semua bentuk sebab-jodoh, memanfaatkan kesempatan selama satu siklus kehidupan ini dengan bijaksana dan cinta kasih. Mereka bisa mempertahankan nama sucinya karena selama hidup di dunia selalu memberikan kebahagiaan dan keselamatan kepada semua makhluk. Memanfaatkan sebab-jodoh yang sementara untuk menjalin kebajikan dengan semua orang dan makhluk hidup, tidak bersikap egois, tamak, perbedaan, menyebabkan orang lain menderita. Meminjam raga fana ini untuk membawakan berkah bagi umat manusia, ini disebut tidak meninggalkan sebab-jodoh fana, memanifestasikan perbuatan nurani, dengan cinta kasih.

Buddha Maitreya, yang maha maitri-karuna memperkenalkan kepada siswanya   pola hidup yang paling   sederhana, dimulai dari cara berpuja-bakti dengan menghormati segalanya dan semua dihormati. Menghormati para Suci, termasuk langit, bumi, kepala negara, orangtua, dan guru, sampai pada menghormati leluhur sendiri, penguasa alam neraka. Di dunia ini telah pudar sikap manusia untuk saling menghormati karena muncul perilaku suka membunuh, berperang, adu domba, menghancurkan, bermusuhan. Maitreya adalah Maha Buddha yang telah mengikat jodoh kebajikan,  sebab-jodoh Buddha terhadap semua makhluk Dasadharmaloka dan Triloka termasuk mahluk hidup binatang dijunjung, dihargai dihormati kehidupannya, karenanya Beliau dikenal sebagai perintis Vegetarian sejak berkalpa kehidupan sampai sekarang.

Buddha, Bodhisatva dan para Suci  selalu meneladani pribadi luhur langit-bumi memanfaatkan badan raga yang fana dengan arif bijaksana dan cinta kasih, untuk menyelamatkan, menguntungkan, dan membahagiakan umat manusia. Menghabiskan waktu, pikiran dan tenaga untuk menyampaikan kebenaran Tuhan, beramal, menunaikan ikrar suci, terus berjuang dikehidupan dengan dengan tidak meninggalkan sebab-jodoh fana dunia.

Terdapat enam cara untuk memupuk sikap arif bijaksana dan kasih dalam kehidupan ini dengan berbagai kondisi duniawi, yakni:

  • Membina Diri Dalam Menjalani Keseharian Rutinitas Hidup.

Dalam kehidupan ini seorang arif bijaksana tidak akan terikat pada keberuntungan uang atau harta yang dimiliki, ia akan menerima segala rezeki sebagai sebab-jodoh yang fana, terus melaksanakan sikap kasihnya memberikan bantuan kepada orang lain, melakukan hal yang lebih bermanfaat, seperti ;

  1. Dengan harta kekayaannya, ia segera beramal dana paramita untuk memberikan bantuan sosial kepada anak yatim piatu, korban bencana, bantuan bentuk uang kepada yang membutuhkan, bagian dari amal luar,apalagi saat ini sangat dibutuhkan banyak amal materi, maka dibentuk Satvas Covid-19, PD.Mapanbumi Riau dan Paramita Foundation untuk membantu logistik pelayanan seperti obat-obatan, suplemen, makanan, dan oksigen yang dibutuhkan pasien Covid-19.
  2. Untuk misi kebaikan berdana untuk pembangunan rumah ibadah, untuk kepentingan umum, seperti Vihara, Pusdiklat Buddhis, dan lainnya.
  3. Dengan  waktu dan tenaga yang sangat berharga untuk kepentingan orang banyak, bisa sebagai guru pembimbing agama Buddha,  tenaga sukarelawan atau pengabdi/pelayan di masyarakat. Seperti ikut dalam Satgas  Covid-19 Mapanbumi Riau dalam  memberikan pelayanan gratis kepada umat dan warga yang melaksanakan Isoman.
  4. Dengan menyampaikan kebenaran Dharma, membimbing umat dengan arif dan kasihnya.

Dalam keseharian terus memberikan manfaat kepada orang lain adalah sikap bijaksana dan kasih. Hidup dalam kesehariannya tidak meninggalkan kebenaran, sepanjang hayat dikandung badan, terus memberikan kebaikan kepada orang lain adalah sikap langit-bumi yang terus memberi tanpa pamrih.

  • Mentalitas Dalam Bekerja.

Segenap hidup dengan badan raga ini dalam bekerja melakukan aktivitas, tidak meninggalkan perbuatan nurani, dengan niat dan pikiran bisa terawasi, dengan bijaksana  dan cinta kasih membawa badan, pikiran dan ucapan kita kepada hal yang sangat bermanfaat bagi orang lain ditempat kerja dan memberikan pelayanan kepada siapapun. Kita tahu badan ini bagai rongsokan tanah yang berguna bagi siapapun, tapi belum dimanfaatkan secara maksimal, demikian kasih dan bijaksana, meminjam sebab-jodoh sementara untuk membangun hati yang sejati, makanya orang suci selalu memperoleh kebajikan sejati. Kekuatan mental Bijaksana dan Kasih dalam bekerja atau beraktivitas,   melaksanakan pekerjaan sebagai kewajiban nurani dengan sebaik-baiknya dan setulusnya untuk keuntungan dan kebaikan orang lain. Berjuang sepenuh hati dalam bekerja, saat dipercaya dan dihargai atasan, tidak menjadi sombong atau lupa diri, tetapi lebih bersyukur melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan kesadaran. Tetap menunjukkan prestasi yang baik, penuh dedikasi dan pengabdian, dimarah atau dibenci sekalipun oleh orang lain, tetap menunjukkan prilaku bijaksana dan kasih, seperti Buddha Maitreya yang selalu memancarkan senyum kasih, tidak bersuara dalam segala hal.

  •  Dalam Berinteraksi, Bersosialisasi Antar Sesama dan Masalah.

Segala sesuatu di dunia ini dengan sebab-jodoh antar mansua, masalah dan sistuasi kehidupan juga sementara, orang bijaksana dan bercinta kasih selalu menghadapinya dengan penuh kesabaran, kewaspadaan, mawas diri. Adakalanya diterima dalam kondisi   untung, juga ada rugi, hina dan mulia, cantik-jelek terkenal dan tak terkenal, suka - duka semua kondisi ini harus dihadapi dengan baik dan tulus untuk menyelesaikan semua sebab-jodoh dengan baik. Grand Master Wang Tzu Kuang (Perintis INLA dunia) menyampaikan bahwa segala yang kita terima baik atau tidak baik haruslah diselesaikan dengan sebab-jodoh ini dan jangan saling membalas lagi. Kehidupan manusia terjadi karena proses ikatan jodoh karma,  timbul perasaan, permusuhan, balas dendam, dan membalas budi.  Beliau juga berpesan bahwa saat kita berinteraksi dengan sesama atau situasi yang terjadi haruslah ada sikap bijaksana dan kasih untuk menghormati, menghargai orang lain, kita harus mampu menerima dan memanfaatkan semua kondisi dan situasi, saat dihargai-dihina, mendapatkan-kehilangan, sebab jodoh baik dan tidak baik sebagai modal untuk mencapai kesempurnaan Buddha dan Bodhisatva.       *)Sonika, Dosen STAB Maitreyawira Riau.

Dhamma Lainnya

...

Analisis Nilai Sebuah Upacara*) Fenomena Upacara Tradisi Ulambana

19 August 2024 (5 months ago)

 

...

In Memoriam(4) Sebuah Intuisi Sonika, Muridmu

23 July 2024 (6 months ago)

 

...

In Memoriam(3) Mengenang Pelopor Pendidikan Maitreya Riau

22 July 2024 (6 months ago)

...

In Memoriam(2) Mengenang Pelopor Pendidikan Maitreya Riau

22 July 2024 (6 months ago)

 

...

In Memoriam(1) Mengenang Mp.prajnasutta Penyampai “kebenaran Suara Nurani” Umat Manusia

20 July 2024 (6 months ago)

...

Refleksi*) Makna Chang Dan Harmonis Keluarga

10 June 2024 (8 months ago)

...

Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 3

15 May 2024 (9 months ago)

...

Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 2

13 May 2024 (9 months ago)

...

Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 1

11 May 2024 (9 months ago)

 

...

Hongik Ingan Filosofi Korea - Dunia Satu Keluarga Versi Korea

02 May 2024 (9 months ago)

RED_STABM.

...

Ubuntu Filsafat Afrika - Dunia Satu Keluarga Versi Afrika

02 May 2024 (9 months ago)

Red_STABM.

...

Vasudhaiva Kutumbakam - Dunia Satu Keluarga Versi India

30 April 2024 (9 months ago)

RED_STABM.  

...

“qing Ming” Tiba Kepiluan Terasa *)

28 March 2024 (10 months ago)

 

...

Maha Karya Atas Kehendaknya*)

25 March 2024 (10 months ago)

 

...

Dunia Satu Keluarga - Oleh Rida Jelita

04 December 2023 (1 year ago)

SEMANGAT DUNIA SATU KELUARGA OLEH : RIDA JELITA Berbicara Dunia S...

...

Ulambana; Tradisi Ritual Cit Gwee Pua (kisah Bhiksu Mogallana Menolong Ibunya)

29 August 2023 (1 year ago)

...

Pahlawan Eco Enzyme Adalah Guru Dhamma “dapur Yang Baik, Bukan Dapur Yang Beracun”.

21 July 2023 (1 year ago)

 

...

Waisak Dan Pohon Kehidupan

31 May 2023 (1 year ago)

 

...

Tri Suci Waisak, Hari Sang Buddha*) (3)

29 May 2023 (1 year ago)

 

...

Losing Well Is A Skill

24 May 2023 (1 year ago)

 

...

Tri Suci Waisak, Hari Sang Buddha*) (2)

22 May 2023 (1 year ago)

   

...

Historis Buddha Tri Suci Waisak, Hari Sang Buddha (1)

15 May 2023 (1 year ago)

 

...

Tradisi Tionghoa Ritual Dewa Dapur (zao Jun) *)

13 January 2023 (2 years ago)

 

...

Makna Budaya Kue Bulan (mooncake Mid-autumn Festival)

09 September 2022 (2 years ago)

...

Waisak, Hari Pencerahan

14 May 2022 (2 years ago)

...

Memaknai Tahun Baru Lunar Kalender “imlek” *)

25 January 2022 (3 years ago)

Makna Perayaan Budaya Tionghoa  Dalam sejarah Tionghoa dunia...

...

Refleksi Kepada Orang Tua Berbakti Yang Termulia

23 October 2021 (3 years ago)

...

Refleksi Kesadaran Nurani : Kesadaran Bersama Membangkitkan Semangat Kehidupan

25 September 2021 (3 years ago)

...

Makna Berbagi Dan Peduli Kasih(4)

11 September 2021 (3 years ago)

...

Tuntunan Hidup Berlandaskan Kasih(3)

11 September 2021 (3 years ago)

...

Keindahan Cinta Kasih Yang Tak Berkesudahan(2)

10 September 2021 (3 years ago)

 

...

Kasih Menyelamatkan Dunia(1)

10 September 2021 (3 years ago)

                &nb...

...

Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (2)

16 July 2021 (3 years ago)

DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (2) Melaksana...

...

Refleksi*) "membangun Kasih Dan Integritas" | Berkah Kue Chang (zong Zi)

14 June 2021 (3 years ago)

...

Menghormati Buddha Bukan Patung (arca)nya

22 May 2021 (3 years ago)

 

...

Refleksi*) “mengejar Waktu Memburu Kebenaran (dharma)”

30 April 2021 (3 years ago)

...

Sebuah Refleksi*) Belajar Dengan Langit-bumi Dan Keteladanan Orang Suci

21 April 2021 (3 years ago)

Dengan melihat Langit-Bumi kita bisa menjiwai Maha Kasih dan Maha Inda...

...

Sebuah Refleksi*) Belajar Mengosongkan Diri

31 March 2021 (3 years ago)

           Belajar m...

...

Lima Elemen,lima Budi, Dan Lima Sila Dalam Kehidupan Manusia

21 May 2020 (4 years ago)

“Lima elemen,Lima Budi ,dan Lima Sila yang bisa di pahami oleh o...

...

Tingkatkan Hidup Penuh Kesadaran

13 May 2020 (4 years ago)

           Kelahiran...

...

Renungan Dan Doa Waisak 2564/2020

07 May 2020 (4 years ago)

Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Maitreya Buddhaya Salam Kasih dan Keind...

...

Refleksi Waisak 2564/2020

06 May 2020 (4 years ago)

Penulis : Sonika, S.E.,S.Ag.,M.Pd., Dosen Tetap STAB Maitreyawira dan ...

...

Berkah Waisaka

30 May 2019 (5 years ago)

Setiap tahun umat Buddha memperingati Tri Suci Waisak dengan penuh hik...

...

Bencana Tak Berpintu

29 September 2018 (6 years ago)

Ibu Pertiwi Berduka, Indonesia benar-benar berduka dengan datangnya be...

...

Dhammaniyama Sebagai Fenomena Alam “cosmical Body Of The Lord”

29 September 2018 (6 years ago)

Kita pernah menyaksikan Gerhana Matahari Total  pada 9 Maret 2016...

...

Dharma Bagai Cermin Hidup

20 September 2018 (6 years ago)

“Segala sesuatu adalah tidak kekal. Berusahalah dengan sungguh-s...

...

Apa Tri Pitaka?

20 September 2018 (6 years ago)

Pada suatu pertemuan bersama umat Buddha awam, dalam perbincangan sing...

...

Pemahaman Buddha Dharma

20 September 2018 (6 years ago)

            Per...

...

Pentingnya Hidup Dalam Kasih

11 September 2018 (6 years ago)

            Bag...

...

Kasih Alam, Sang Pemberi Tanpa Pamrih (refleksi Pada Linkungan Global)

11 September 2018 (6 years ago)

       Sudah menjadi kewajiban kita bersama dan ta...