20 September 2018 (6 years ago) | Dhamma | 8488 Viewers |
Pada suatu pertemuan bersama umat Buddha awam, dalam perbincangan singkat saya disuguhkan sebuah pertanyaan yang mengelitik oleh seorang umat Buddha, sepertinya ia ingin tahu atau masih kebinggungan tentang sebuah kebenaran yang namanya Kitab Tri Pitaka, ia juga ragu dan seraya bertanya seputar Samadhi, ajaran Buddha yang hubungannya dengan berbagai aliran/sekte agama Buddha. Umat tersebut bertanya kepada saya, apakah bapak pernah membaca kitab “Suci Tri Pitaka”. Saya spontan menjawab belum, karena Kitab Tri Pitaka tidak akan bisa berbentuk dalam satu buku penuh seperti Kitab suci lainnya, ia merupakan pengabungan dari tiga kitab besar, yaitu pertama Vinaya Pitaka; berisikan peraturan atau disiplin bagi para Bhikkhu yang terdiri dari 3 bagian. kedua ; Sutta Pitaka,berisikan khotbah-khotbah,ceramah dan dialog Buddha ,yang terdiri dari 5 nikaya dan ketiga ; Abhidhamma Pitaka,berisikan filsafat agama Buddha atau Dharma yang mencakup metafisika, berisikan 7 buku(Pakarana).Semua Dharma kitab Tri Pitaka bersifat pengalaman spiritual Buddha sendiri, yang sudah dicapai hasilnya secara nyata(realistis) baru diajarkan kepada para siswanya, bukan dogmatis atau tertulis dibuku saja.
Sebagai umat Buddha kita berkeyakinan (sradha) pada Kitab Suci Tri Pitaka, meskipun kitab ini baru ditulis 400 tahun setelah Buddha Maha Parinirvana (wafat). Ketika itu Buddha juga ditanya oleh muridnya, sudah berapa banyak Dharma ( kebenaran) yang telah diajarkan oleh Buddha, kemudian Buddha mengambil segenggam dedaunan dari sebatang pohon yang hidup di hutan, sambil berkata : “Dharma yang telah kuajarkan kepada kalian adalah sebanyak dedaunan yang ada dalam genggamanku ini, dan yang belum kuajarkan sebanyak dedaunan yang ada di pohon-pohon di dalam hutan belantara ini”.
Meskipun ajaran Buddha yang diajarkan kepada siswaNya masih sangat sedikit, dibandingkan dengan yang belum diajarkan Buddha, namun kitab suci agama Buddha diskenal Tri Pitaka, ternyata berisi tiga himpunan besar yang tidak terhitung jumlah kitabnya. Bayangkan lamanya Buddha membabarkan Dharma (Kebenaran) selama 45 tahun versi Hinayana (Theravada) atau 49 tahun versi Mahayana. Bagaimana mungkin sebagai seorang murid Buddha berani mengatakan mereka sudah membaca Tri Pitaka. Saya mengakui masih sangat minim membaca kitab-kitab Buddha, walaupun hampir tiap hari membaca Kitab dalam berbagai versi Indonesia,mandarin dan inggris, selama sekitar 35 tahun saya menjadi guru dan Dosen Agama Buddha, sejak awal mendalami agama Buddha tahun 1983, saya pada awalnya hanya mengenal kitab “Dhammapada”, karena inilah satu-satunya kitab yang diterjemahkan Departemen Agama R.I. kedalam bahasa Indonesia. Kitab Dhammapada ini sangat popular terdiri dari 423 syair yang dibagi dalam 26 Vagga, adalah salah satu bagian dari Khuddaka Nikaya (terdiri dari 15 kitab besar), dan Kitab Khuddaka Nikaya bagian dari Sutta Pitaka (terdiri dari 5 Nikaya /Kitab besar). Inti ajaran Buddha terdapat dalam Dhammapada ayat 183 ; “Sabbapapassa akaranam, kusalasa upasampada, sacittapariyodapanam, etam buddhana sasanam” ( teks Pali). “To avoid all evil, to cultivate good, and to cleanse one’s mind – this is the teaching of the Buddhas”(teks Inggris) yang artinya “Janganlah berbuat kejahatan, perbanyaklah kebajikan, sucikan hati dan pikiran, inilah inti ajaran Buddha”. Dalam inti ajaran ini terdapat pembelajaran tentang Sila (moral etika), Samadhi (pemusatan pikiran) dan Prajna (kebijaksanaan). Saya tidak mungkin bisa menjelaskan semua isi kitab Tripitaka dalam tulisan ini atau melukiskan dengan kata-kata Buddha. 84.000 macam Dharma (makna konotasi) untuk mengobati penyakit manusia yang jumlahnya juga 84.000 macam.
Dari pengalaman spiritual dan pemahaman saya terhadap agama Buddha sendiri juga dangkal, karena itu saya tetap belajar melalui beberapa cara yang diajarkan Buddha, yaitu mempelajari, memahami,menghayati dan mengamalkannya. Sejak awal mengenal dan mendalami agama Buddha saya langsung bangkit dari ketidaktahuan (avijja), maka saya coba mengasah pisau kebijaksanaan dengan terus-menerus menulis intuisi (pengalaman bathin) sampai sekarang tentang ajaran Buddha dan membawa kedalam praktik keseharian. Dengan membangun sebuah kesadaran nurani, belajar merefleksi dan introspeksi diri, saya selalu melaksanakan perenungan terhadap Kebenaran Buddha yang kemudian saya curahkan dalam berbagai tulisan dan opini yang sudah hampir ratusan tulisan dan buku Dharma yang saya tulis dan pahami dengan tinta hitam diatas kertas putih. Saya masih belajar untuk mendalami Dharma tersebut.
Semua kebenaran yang terangkum dalam Kitab Buddha tentu bertujuan untuk memperbaiki hati manusia yang sudah terlanjur tercemar oleh kekotoran duniawi ( avijja dan moha), kita pun tidak perlu bertanya lagi kenapa demikian dan apa sebabnya, karena yang ditanyakan kadang-kadang hanya terjadi perdebatan bukan perbaikan diri. Buddha memberikan ilustrasi seseorang yang sudah terkena panah beracun, lalu datang teman atau keluarga yang akan menolongnya, segeralah dibantu dengan dibawa kerumah sakit atau diobati, jangan bertanya siapa yang memanah, orangnya berkulit apa, tinggi atau rendah, dan segala pertanyaan tersebut tidak akan membantu sang korban yang harus segera diselamatkan.
Dalam mendalami kebenaran Buddha, seorang umat diharapkan dapat menyakini (sradha) ajaran Buddha dengan banyak membaca kitab suci yang bertujuan untuk mengolah sang batin, membaca tentu harus simultan dengan menghayati dan mengamalkan, barulah kemudian dapat mencapai hasilnya. Harus dipahami bahwa Kitab yang kita sucikan hanya sebuah benda yang bersifat anicca, (tidak kekal). Kita harus meminjam kitab mensucikan hati, bukan meminjam hati mensucikan kitab. Ini dapat berbeda makna, apabila seseorang dapat meminjam kitab, artinya dengan yang palsu (yang bisa rusak) kitab membina dan mencemerlangkan hati, maka ia akan menjadi Buddha, Bodhisatva atau Arahat.
Seorang murid Buddha hendaknya dapat membawa ajaran Dharma kedalam kehidupan sehari-harinya sehingga memberikan juga manfaat bagi dirinya dan orang lain, ajaran Buddha tidak bersifat vakum atau kaku, meskipun dengan berbagai sekte atau aliran Buddha yang ada di Indonesia dan dunia, setiap umat dapat menjalankannya dengan versi atau metode masing-masing, semuanya bertujuan mencapai kesempurnaan batin. Ibarat kita akan menyeberang kesuatu tempat, setiap orang bisa memilih menggunakan kapal motor, sampan, rakit ,speedboat, atau lainnya. Kita tidak perlu memperdebatkan mengapa mereka menggunakan sampan tidak pakai speedboat saja agar cepat sampai seberang. Demikianlah adanya…. gate..gate…paragate… parasamgate, seberang.. seberang.. seberanglah… sampai pantai seberang. Semoga berhasil capai seberang.
*)Penulis Sonika, Dosen STAB Maitreyawira dan Universitas Riau (UNRI)
![]() |
In Memoriam(1) Mengenang Mp.prajnasutta Penyampai “kebenaran Suara Nurani” Umat Manusia20 July 2024 (7 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 315 May 2024 (10 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 213 May 2024 (10 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 111 May 2024 (10 months ago)
|
![]() |
Hongik Ingan Filosofi Korea - Dunia Satu Keluarga Versi Korea02 May 2024 (10 months ago) RED_STABM. |
![]() |
Dunia Satu Keluarga - Oleh Rida Jelita04 December 2023 (1 year ago) SEMANGAT DUNIA SATU KELUARGA OLEH : RIDA JELITA Berbicara Dunia S... |
![]() |
Ulambana; Tradisi Ritual Cit Gwee Pua (kisah Bhiksu Mogallana Menolong Ibunya)29 August 2023 (1 year ago)
|
![]() |
Pahlawan Eco Enzyme Adalah Guru Dhamma “dapur Yang Baik, Bukan Dapur Yang Beracun”.21 July 2023 (1 year ago)
|
|
Memaknai Tahun Baru Lunar Kalender “imlek” *)25 January 2022 (3 years ago) Makna Perayaan Budaya Tionghoa Dalam sejarah Tionghoa dunia... |
![]() |
Refleksi Kesadaran Nurani : Kesadaran Bersama Membangkitkan Semangat Kehidupan25 September 2021 (3 years ago)
|
![]() |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (2)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (2) Melaksana... |
![]() |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (1)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (1) Kehidupan m... |
![]() |
Sebuah Refleksi*) Belajar Dengan Langit-bumi Dan Keteladanan Orang Suci21 April 2021 (3 years ago) Dengan melihat Langit-Bumi kita bisa menjiwai Maha Kasih dan Maha Inda... |
![]() |
Lima Elemen,lima Budi, Dan Lima Sila Dalam Kehidupan Manusia21 May 2020 (4 years ago) “Lima elemen,Lima Budi ,dan Lima Sila yang bisa di pahami oleh o... |
![]() |
Renungan Dan Doa Waisak 2564/202007 May 2020 (4 years ago) Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Maitreya Buddhaya Salam Kasih dan Keind... |
![]() |
Refleksi Waisak 2564/202006 May 2020 (4 years ago) Penulis : Sonika, S.E.,S.Ag.,M.Pd., Dosen Tetap STAB Maitreyawira dan ... |
![]() |
Berkah Waisaka30 May 2019 (5 years ago) Setiap tahun umat Buddha memperingati Tri Suci Waisak dengan penuh hik... |
![]() |
Bencana Tak Berpintu29 September 2018 (6 years ago) Ibu Pertiwi Berduka, Indonesia benar-benar berduka dengan datangnya be... |
![]() |
Dhammaniyama Sebagai Fenomena Alam “cosmical Body Of The Lord”29 September 2018 (6 years ago) Kita pernah menyaksikan Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016... |