20 September 2018 (6 years ago) | Dhamma | 4330 Viewers |
“Segala sesuatu adalah tidak kekal. Berusahalah dengan sungguh-sungguh”. Inilah kata-kata sakral Buddha dalam kitab Maha Parinibbana Sutta. Segala yang berbentuk tidak kekal adanya, bersifat timbul dan tenggelam, setelah timbul akan hancur dan lenyap, bahagia timbul setelah gelisah lenyap. Kata-kata demikian muncul dari Dewa Sakka, Raja Para Dewa, ketika Sang Bhagava Parinibbana( Buddha wafat).
Betapa singkatnya kehidupan manusia karena sebab jodoh timbul dan lenyap, bagaikan sandiwara, bagaikan mimpi, Buddha dan Bodhisatva telah menemukan jalan masuk kedalam mimpi dan ikut bermimpi dengan manusia, dengan sifat metta-karuna (cinta kasih dan kasih sayang) menyelamatkan dan menolong umat manusia. Sebagai umat manusia awam, kita selalu merasakan indahnya mimpi duniawi, terbuai oleh mimpi yang sementara, bahkan tidak mau keluar dari mimpi tersebut.
Semua peran dan lakonan sudah pernah kita mainkan di sahaloka ini menurut orang Bijaksana ; kita sudah pernah berperan menjadi raja, wanita, pria, pimpinan, sebagai ayah, sebagai ibu, saudagar, menjadi orang baik, orang jahat, menjadi binatang, penghuni neraka dan semua peran sudah pernah kita lalui, hanya peran sebagai seorang Buddha yang belum tercapai, mungkin karena terlalu sulit untuk menjadi seorang Buddha.
Ibarat kita bercermin yang dilihat apakah kecantikan fisik diri atau melihat kedalam diri (introspeksi) ,kita termasuk orang yang mengikuti arus atau melawan arus, dikatakan orang yang mengikuti arus akan selalu mengikat diri pada hati keserakahan, hati khayal, terikat harta benda, kenikmatan indra, segala nafsu dan popularitas semata sedang melawan arus adalah mengendalikan itu semua, Dalam konsep hidup seorang Buddha tidak boleh pasrah pada nasib yang telah ditentukan, melainkan seseorang harus berusaha dengan penuh semangat merubah karmanya sendiri, mencapai kesucian tertinggi sebagai target pencapaian selama bertubuh manusia, jangan membuat kita terlena oleh fenomena dunia ini yang anicca (sementara dan tidak kekal)
Buddha bersabda ; “Seseorang akan dapat menyeberangi arus ( tumimbal lahir) dengan keyakinan, untuk menyeberangi lautan (kehidupan) yang penuh derita dengan kewaspadaan, untuk mengatasi penderitaan dengan berusaha dan menyucikan batin dengan kebijaksanaan. Di dunia ini pula bagaimana seseorang memperoleh kekayaan yaitu dengan cara yang benar, berbuat yang pantas dan penuh semangat. Dengan patuh dan rajin serta penuh perhatian maka akan memperoleh kebijaksanaan.Dengan berbuat yang sesuai dengan kebenaran akan mencapai kemuliaan. Dengan kemurahan hati akan mendapat teman atau kawan-kawan. Ia yang penuh keyakinan dan menempuh hidup berkeluarga serta memiliki empat bentuk Dharma ,yaitu kebenaran, keadilan, keteguhan dan kemurahan hati, maka setelah meninggal ia tidak akan menyesal. Inilah nasihat Buddha yang dapat kita jadikan cermin kehidupan ini.
Pada dasarnya manusia mampu mencapai kesempurnaan, keterbebasan dari dukkha (derita) semasa hidup di dunia ini, bilamana kita mampu bercermin setiap saat apakah kita telah berbuat menguntungkan orang lain, berbuat yang tidak menyimpang dari hati nurani, berbuat dengan jiwa panggilan nurani untuk segera membantu kesulitan dan penderitaan orang lain. Inilah jiwa seorang Bodhisatva, dengan sifat cinta kasih dan kasih sayang senantiasa memperhatikan pekik, tangis dan penderitaan makhluk dunia dan segera untuk meringankannya.
Dua cara untuk memandang kehidupan dunia dengan cermin kehidupan yaitu ;
Pertama; Hidup ini tidak terikat pada unsur keduniawian, tidak terpengaruh dan diikat oleh nafsu sementara, selalu memenuhi batinnya dengan rasa simpati tanpa irihati atas keberhasilan orang lain, dan memenuhi batin yang seimbang dan kokoh tidak terpengaruh oleh duniawi. Sikap ini telah di tempuh oleh para bijaksana(prajna), orang yang bisa keluar dari mimpi dan sandiwara duniawi.
Kedua, ia semakin penuh kasih (maitri) dan sayang universal membantu orang lain tanpa diskriminasi, tanpa aku dan tanpa pamrih. Berbuat dengan kewajaran untuk setiap makhluk hidup, tanpa kemelekatan , dalam jiwanya akan senantiasa tenteram, damai karena ia tidak menyakiti makhluk lain atau membunuhnya. Orang yang menempuh sikap kedua ini ia telah keluar dari mimpi dan masuk kembali kedalam mimpi untuk menolong orang lain. Orang demikian sangat bebas leluasa, melanglang buana ke empat penjuru di dunia ini dan dunia berikutnya tanpa hambatan apapun.
Hidup dalam kebenaran adalah dengan perhatian dan pengertian yang benar, selaras dengan ajaran Buddha. Bhagava bersabda ; “Dengan penuh perhatian (sati) hendaknya seseorang merenung dengan pengertian yang benar, bagaiamana mengembangkan perhatian benar. Menurut Buddha apabila seseorang merenung badan jasmani (kaya) sendiri dengan sungguh-sungguh, dengan pengertian benar dan sadar, ia akan dapat mengatasi keinginan duniawi, ketidak senangan dan penderitaan batin. Kemudian ia merenungkan segala bentuk perasaan (vedana), pikiran (citta), dan objek-objek pikiran, dengan sungguh-sungguh dengan pengertian benar dan sadar, ia akan dapat mengatasi keinginan duniawi, ketidak senangan dan penderitaan batin”.
Seseorang dalam kesadaran menjadikan kebenaran sebagai cermin kehidupan, selalu menyadari timbul dan lenyapnya gerak-gerik badannya, waktu makan, minum, mengecap, berdiri, duduk, berjalan, berbaring, tidur, bangun, berkata-kata dan diam dengan sikapnya yang memiliki kesadaran hati nurani. Sifat baik yang harus dikembangkan dalam membangun kehidupan yang lebih berarti dan selalu menjadikan cermin kehidupan yang sementara mencapai kesejatian, yakni dengan ; Dengan penuh keyakinan, menumbuhkan sikap rasa malu melakukan kejahatan, menumbuhkan sikap batin takut akan akibat kejahatan, mendalami hakekat Buddha Dharma , batin yang teguh, perhatian yang benar, dan kebijaksanaan.
Ketujuh unsur diatas menjadi syarat kehidupan yang benar dan selalu dijadikan cermin kehidupan, melihat dengan jelas fenomena kehidupan ,bilamana seseorang dapat memahami dan menghayati, mengamalkannya maka akan mencapai kemajuan, pembinaan batinnya akan berkembang, semakin hari hati nuraninya akan semakin memancar terang. Dengan pancaran terang nurani akan melihat semua bentuk-bentuk keperluan makhluk hidup, dengan niat untuk menolong makhluk lain dan lakukan tumpukan kebajikan. Sesungguhnya dengan tanpa terikat pada kebajikan, keadaan batin yang leluasa dan terbebas dari beban duniawi adalah gambaran Nirvana di muka bumi, Bumi Suci Sukhawati. Semoga kita semua dan sekalian makhluk berbahagia.
*)Penulis Sonika, Dosen STAB Maitreyawira dan Universitas Riau (UNRI)
![]() |
In Memoriam(1) Mengenang Mp.prajnasutta Penyampai “kebenaran Suara Nurani” Umat Manusia20 July 2024 (6 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 315 May 2024 (9 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 213 May 2024 (9 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 111 May 2024 (9 months ago)
|
![]() |
Dunia Satu Keluarga - Oleh Rida Jelita04 December 2023 (1 year ago) SEMANGAT DUNIA SATU KELUARGA OLEH : RIDA JELITA Berbicara Dunia S... |
![]() |
Ulambana; Tradisi Ritual Cit Gwee Pua (kisah Bhiksu Mogallana Menolong Ibunya)29 August 2023 (1 year ago)
|
![]() |
Pahlawan Eco Enzyme Adalah Guru Dhamma “dapur Yang Baik, Bukan Dapur Yang Beracun”.21 July 2023 (1 year ago)
|
|
Memaknai Tahun Baru Lunar Kalender “imlek” *)25 January 2022 (3 years ago) Makna Perayaan Budaya Tionghoa Dalam sejarah Tionghoa dunia... |
![]() |
Refleksi Kesadaran Nurani : Kesadaran Bersama Membangkitkan Semangat Kehidupan25 September 2021 (3 years ago)
|
![]() |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (2)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (2) Melaksana... |
![]() |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (1)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (1) Kehidupan m... |
![]() |
Sebuah Refleksi*) Belajar Dengan Langit-bumi Dan Keteladanan Orang Suci21 April 2021 (3 years ago) Dengan melihat Langit-Bumi kita bisa menjiwai Maha Kasih dan Maha Inda... |
![]() |
Lima Elemen,lima Budi, Dan Lima Sila Dalam Kehidupan Manusia21 May 2020 (4 years ago) “Lima elemen,Lima Budi ,dan Lima Sila yang bisa di pahami oleh o... |
![]() |
Renungan Dan Doa Waisak 2564/202007 May 2020 (4 years ago) Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Maitreya Buddhaya Salam Kasih dan Keind... |
![]() |
Refleksi Waisak 2564/202006 May 2020 (4 years ago) Penulis : Sonika, S.E.,S.Ag.,M.Pd., Dosen Tetap STAB Maitreyawira dan ... |
![]() |
Berkah Waisaka30 May 2019 (5 years ago) Setiap tahun umat Buddha memperingati Tri Suci Waisak dengan penuh hik... |
![]() |
Bencana Tak Berpintu29 September 2018 (6 years ago) Ibu Pertiwi Berduka, Indonesia benar-benar berduka dengan datangnya be... |
![]() |
Dhammaniyama Sebagai Fenomena Alam “cosmical Body Of The Lord”29 September 2018 (6 years ago) Kita pernah menyaksikan Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016... |