29 September 2018 (6 years ago) | Dhamma | 9430 Viewers |
Kita pernah menyaksikan Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016 silam dan Gerhana Bulan Total pada 28 Juli 2018 beberapa bulan lalu, yang menjadi fenomenal dan catatan sejarah di Bumi. Bahwa fenomena tersebut sangat unik, merupakan eksistensi Hukum Kesunyataan (Paramatha Sacca) yang impersonal, sebagai kebenaran absolute truth tanpa dapat dipengaruhi oleh siapapun. Tuhan Yang Maha Esa menunjukkan KemahakuasaanNya atas fenomena tersebut. Bagaimana kita memahami Kebenaran Dharma tersebut sebagai fenomena alamiah semesta.
Dalam Buddha Dharma disebutkan bahwa fenomena alam bekerja sangat halus dan dalam maknanya, inilah Hukum Dharma atau Spiritual Alam Semesta yang harus dimaknai sebagai fenomena yang terus bersiklus dan memberikan kehidupan kepada manusia dan semua makhluk di Bumi ini.
Dharma (Skt) atau Dhamma (Pali) dalam perspektif Mazhab Hinayana dipandang sebagai sesuatu yang tampak, berlangsung dan berakhir serta tanpa aku. Pengertiannya dapat dikategorikan menjadi Samskrta (sankhata) Dharma, yaitu yang bersyarat, tertampak dilahirkan, berkembang dan lenyap (musnah) dan Asamskrta (Asankhata) Dharma, yang tidak bersyarat, tidak dilahirkan, tidak berubah dan tidak musnah. Sedangkan perspektif Mazhab Mahayana, Dharma dalam bentuk Samskrta dan Asamkrta adalah tidak nyata, dalam bentuk mental, sesungguhnya semua bersifat relatif dan berkondisi yang disebut Sunya (Kosong).
Menurut Prof. Theodore Stcherbatsky (1927) dalam bukunya “The Conception of Buddhist Nirvana”, terdapat empat pengertian Dharma umum dalam Sutra Buddha, yaitu ;
Kejadian Gerhana Matahari maupun Gerhana Bulan total atau pun parsial sebagai kejadian alam yang perlu kira renungkan sebagai Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Absolute, Sang PenciptaNya Hukum Tunggal tersebut. Dikatakan fenomenal alam sebagai Tubuh Kosmis Tuhan atau “Cosmical Body of the Lord”. Manusia hanya mampu memperhitungkan atau meramalkan waktunya kapan terjadi dan menit atau detik keberapa, tetapi manusia tetap tidak mampu memahami dibalik semua fenomena dan peristiwa unik tersebut, karena dalam Hukum Kesunyataan dikatakan bahwa peristiwa dan fenomena berhubungan erat dengan kehidupan karma manusia dan makhluk. Tidak bisa berlebih atau berkurang sedetikpun, ia akan memberikan efek bagi yang lainnya, baik di alam ini dan alam lainnya, ini akan saling berhubungan dan menjadi sebab-akibat yang saling berhubungan.
Telah dijelaskan dalam Kitab Sutta Pitaka, Majjhima Nikaya Buddha bersabda : “Dharma yang diuraikan dengan baik oleh Yang Agung, disadari sendiri, dengan hasil yang cepat, mengundang untuk dibuktikan, membimbing ke Nirvana, dimengerti oleh para Bijaksana, untuk diri sendiri”. Maka dikatakan Dharma bersifat mutlak berlaku untuk semua makhluk di tiga puluh satu alam kehidupan”.
Dikatakan juga dalam Hukum Dhamma Niyama terdiri dari kata dhamma yang artinya segala sesuatu, universal dan niyama, artinya ketentuan, hukum, maka Dhammaniyama artinya hukum universal atau hukum segala hal. Menurut ajaran Buddha, alam semesta dengan segala isinya diatur oleh sebuah hukum universal yang berlaku di semua alam kehidupan, terdapat 31 alam, termasuk alam manusia dan segala isi bumi, tata surya-tata surya, maupun semua galaxi di jagad raya ini.
Hukum universal ini disebut Dhammaniyama, yaitu hukum yang bekerja dengan sendiri, bekerja sebagai hukum sebab akibat, sedangkan hukum karma sebagai hukum moral hanya merupakan salah satu dari lima Niyama yang bekerja di alam semesta ini.
Dharmaniyama sebagai Hukum Dharma yang bekerja secara impersonal dan kekal dialam semesta ini. Sabda Buddha tentang kekekalan Hukum Dharmaniyama sbb : “Para Bhikkhu, apakah para Tathagata muncul di dunia ini atau tidak, Dharma tetap ada yaitu Dharmaniyama, dalam Kitab Dharmaniyama Sutta, Anggutara Nikaya I.
Alam Semesta,“Cosmical Body of The Lord” ini berlaku Hukum Panca Niyama atau lima hukum alam yang berkerja secara universal, yaitu pertama Hukum Utu Niyama, hukum universal tentang energi yang mengatur tentang terbentuk atau hancurnya bumi, planet tata surya, temperatur, cuaca, halilintar, gempa bumi, angin, ombak, matahari, gunung meletus, metabolisme ( pertumbuhan) manusia, binatang, pohon dan segala sesuatu yang berhubungan dengan energi. Kedua Bija Niyama, hukum yang mengatur tentang tumbuh-tumbuhan, bagaimana biji, stek, batang, pucuk, daun, bertunas, tumbuh dan berkembang, berbuahnya tumbuhan atau adanya jenis buah-buahan. Ketiga Kamma Niyama, hukum yang mengatur tentang karma atau perbuatan manusia, berkaitan dengan moral etika manusia. Keempat Citta Niyama, yaitu hukum yang mengatur tentang pikiran atau bathin seseorang, proses kesadaran, timbul atau tengelamnya kesadaran, kekuatan pikiran, pencapaian Abhinna atau kemampuan gaib. Dan Kelima Dhamma Niyama, yaitu hukum yang mengatur tentang segala sesuatu yang tidak diatur dalam keempat hukum diatas, termasuk kejadian dengan fenomena khusus, misalnya gempa terjadi saat kelahiran dan Parinibbananya Pangeran Siddharta, pohon-pohon berbunga bukan pada musimnya berbunga.
Umat Buddha dalam mengamalkan Kebenaran Dharma dalam bentuk bersyukur dengan melaksanakan Puja Bakti, dalam bentuk pertama Amise-puja, bersyukur dengan kebaktian (ritual sembahyang) memahami Maha Kasih Tuhan Yang Maha Esa dengan melihat fenomena alam ciptaanNya seperti mahatari, bulan, bintang, makhluk dan segala isinya, pemahaman ini masih bersifat ekternal. Seorang yang hanya kagum dan memujaNya secara ekternal masih belum mampu meningkatkan keyakinan dan pemahaman yang absolut.
Kedua Patipati-puja, memahami Maha Kasih dan Maha Kuasa Tuhan Yang Maha Esa dengan melihat kedalam diri, memperbaiki diri secara internal, introspeksi dan refleksi diri, ketika melihat fenomena alam dengan refleksi diri dan merubah diri, meningkatkan pembinaan batin, sesungguhnya hukum alam semesta bersifat harmonis, selaras, serasi dan seimbang.
Yang Suci Ariya Hao Ci Da Di pernah berkata bahwa percihan Roh ada dan sesungguhnya ada di dalam diri setiap insan manusia, namun mengapa kita tidak merasakan eksistensinya? Ini membuktikan kita hidup dan bereksistensi, begitupun alam diluar diri juga bereksistensi, demikian halnya spiritual alam dan Dharma yang sulit dipahami oleh orang awam. Intinya Dharma dapat menjadikan seseorang lebih Bijaksana. Dalam Pandita Vagga,Dhammapada Bab VI,79 dikatakan bahwa ia yang mengenal Dharma akan hidup berbahagia dengan pikiran tenang. Orang bijaksana selalu bergembira dalam Ajaran yang dibabarkan oleh Para Ariya (Orang Suci). Dikatakan juga bahwa seseorang yang arif tidak berbuat jahat demi kepentingannya sendiri ataupun orang lain ; demikian pula ia tidak menginginkan anak, kekayaan, pangkat atau keberhasilan dengan cara yang tidak benar. Orang bijaksana seperti itulah yang sesungguhnya luhur, bijaksana dan berbudi.
*)Penulis Sonika, Dosen STAB Maitreyawira dan Universitas Riau (UNRI)
![]() |
In Memoriam(1) Mengenang Mp.prajnasutta Penyampai “kebenaran Suara Nurani” Umat Manusia20 July 2024 (6 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 315 May 2024 (9 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 213 May 2024 (9 months ago)
|
![]() |
Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, Dan Bahagia*) - Bagian 111 May 2024 (9 months ago)
|
![]() |
Dunia Satu Keluarga - Oleh Rida Jelita04 December 2023 (1 year ago) SEMANGAT DUNIA SATU KELUARGA OLEH : RIDA JELITA Berbicara Dunia S... |
![]() |
Ulambana; Tradisi Ritual Cit Gwee Pua (kisah Bhiksu Mogallana Menolong Ibunya)29 August 2023 (1 year ago)
|
![]() |
Pahlawan Eco Enzyme Adalah Guru Dhamma “dapur Yang Baik, Bukan Dapur Yang Beracun”.21 July 2023 (1 year ago)
|
|
Memaknai Tahun Baru Lunar Kalender “imlek” *)25 January 2022 (3 years ago) Makna Perayaan Budaya Tionghoa Dalam sejarah Tionghoa dunia... |
![]() |
Refleksi Kesadaran Nurani : Kesadaran Bersama Membangkitkan Semangat Kehidupan25 September 2021 (3 years ago)
|
![]() |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (2)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (2) Melaksana... |
![]() |
Dengan Kearifan Dan Kasih Menghadapi Pandemi Covid-19 (1)16 July 2021 (3 years ago) DENGAN KEARIFAN DAN KASIH MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (1) Kehidupan m... |
![]() |
Sebuah Refleksi*) Belajar Dengan Langit-bumi Dan Keteladanan Orang Suci21 April 2021 (3 years ago) Dengan melihat Langit-Bumi kita bisa menjiwai Maha Kasih dan Maha Inda... |
![]() |
Lima Elemen,lima Budi, Dan Lima Sila Dalam Kehidupan Manusia21 May 2020 (4 years ago) “Lima elemen,Lima Budi ,dan Lima Sila yang bisa di pahami oleh o... |
![]() |
Renungan Dan Doa Waisak 2564/202007 May 2020 (4 years ago) Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Maitreya Buddhaya Salam Kasih dan Keind... |
![]() |
Refleksi Waisak 2564/202006 May 2020 (4 years ago) Penulis : Sonika, S.E.,S.Ag.,M.Pd., Dosen Tetap STAB Maitreyawira dan ... |
![]() |
Berkah Waisaka30 May 2019 (5 years ago) Setiap tahun umat Buddha memperingati Tri Suci Waisak dengan penuh hik... |
![]() |
Bencana Tak Berpintu29 September 2018 (6 years ago) Ibu Pertiwi Berduka, Indonesia benar-benar berduka dengan datangnya be... |
![]() |
Dharma Bagai Cermin Hidup20 September 2018 (6 years ago) “Segala sesuatu adalah tidak kekal. Berusahalah dengan sungguh-s... |