Vandana Shiva


03 May 2024 (6 months ago) Pendidikan 1119 Viewers



TULISAN KHUSUS UNTUK HARI KARTINI DAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL:

OLEH RIDA JELITA, M.H.

VANDANA SHIVA

Adalah cendekiawan, aktivis lingkungan, dan penulis anti-globalisasi India. Shiva yang saat ini tinggal di Delhi telah menulis lebih dari 20 buku. Ia merupakan salah satu pemimpin dan anggota dewan International Forum on Globalization (bersama Jerry Mander, Edward Goldsmith, Ralph Nader, Jeremy Rifkin, et al.) dan tokoh gerakan solidaritas global yang dikenal dengan sebutan gerakan alter-globalisasi. Ia mendukung nilai-nilai tradisional seperti yang pernah dipaparkannya dalam buku Vedic Ecology karya Ranchor Prime. Ia adalah anggota komite ilmiah Fundacion IDEAS, wadah pemikir Partai Sosialis Spanyol. Ia juga merupakan anggota International Organization for a Participatory Society. Pada tahun 1993, Shiva dianugerahi Right Livelihood Award dan sejumlah penghargaan lainnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Vandana_Shiva).

Vandana Shiva lahir pada tanggal 5 November 1952 di Dehradun Uttarakhand India. Shiva dilahirkan dari lingkungan keluarga yang hidupnya memiliki kedekatan dan menggantungkan pada alam. Pekerjaan kedua orang tuanya berkaitan langsung dengan cara pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian lingkungan. Ayahnya bernama Rajuji sebagai seorang konservator hutan sedangkan ibunya seorang petani. Perhatian terhadap alam dan lingkungan hidup sudah mulai tertanam sejak di lingkungan keluarga. Keluarga memiliki kontribusi besar dalam pembentukan watak dan karakter Shiva menjadi seorang yang peduli terhadap kelestarian alam.

Mahatma Gandhi memiliki pengaruh besar bagi Shiva dalam mengembangkan gerakan politik lingkungan tanpa kekerasan. Politik anti kekerasan tidak hanya diterapkan dalam relasi dengan sesama manusia tetapi juga terhadap semua makhluk yang ada di alam. Pandangan Gandhi yang menyatakan “alam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia secara cukup, tetapi tidak cukup untuk memenuhi beberapa orang yang rakus” menjadi fondasi bagi pemikiran Shiva dalam mengembangkan demokrasi alam di bidang ekonomi maupun politik (Vandana Shiva, 2005:13).

Sikap rakus merupakan awal mula munculnya kekerasan terhadap sesama maupun alam. Mengembangkan demokrasi alam harus dimulai dengan mengubah sikap, karakter dan pola pikir manusia dari yang rakus ke pola hidup sederhana. Pengaruh Gandhi nampak pada saat Shiva memimpin gerakan Chipko yang berjuang menyelamatkan hutan pada tahun 1970. Gagasan politik anti kekerasan Gandhi memberi inspirasi terhadap arah perjuangan penyelamatan lingkungan hidup di sektor kehutanan. Gerakan Chipko merupakan model perlawanan perempuan India terhadap ancaman pengrusakan hutan dan perampasan hak-hak perempuan. Perempuan melakukan aksi memeluk pohon untuk melindungi dari laju Bouldoser yang akan menumbangkannya. Perempuan tidak melakukan aksi anarkis merusak sarana yang akan dipergunakan untuk menumbangkan pohon, melainkan dengan cara mengetuk nurani para eksekutor lapangan maupun pengambil kebijakan untuk mengurungkan niatnya menumbangkan pepohonan yang berada di hutan. Ilmu pengetahuan dalam perspektif pemikiran Shiva tidak pernah dapat lepas dari adanya kepentingan. Aktivitas kegiatan ilmiah tidak bersifat bebas nilai. Pandangan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat objektif, netral dan universal hanyalah merupakan mitos yang tidak dapat dibuktikan secara empirik (Vandana Shiva, 1998:19-30). Dibalik aktivitas kegiatan ilmiah terdapat kepentingan terselubung yang terkadang bernilai baik, adakalanya juga bernilai buruk. Ideologisasi ilmu muncul dari sejak tahap proses persiapan, pembentukan sampai dengan penerapan di masyarakat.

Shiva selain menjadi seorang filsuf sekaligus sebagai ilmuwan, aktivis gerakan penyelamatan lingkungan hidup dan pejuang hak-hak perempuan. Perjuangan Shiva tidak berhenti di forum akademik tetapi juga terlibat langsung dalam berbagai aksi demo menentang segala bentuk ketidakadilan terhadap alam dan perempuan. Pada tahun 1970 Shiva pernah terlibat dalam gerakan anti kekerasan Chipko yang merupakan simbol perlawanan dan pengurbanan perempuan untuk menyelamatkan hutan.

Shiva tidak hanya berjuang di tingkat lokal, tetapi juga di forum nasional bahkan di dunia internasional. Shiva mengembangkan jejaring sosial untuk menjadikan penindasan terhadap alam dan perempuan sebagai musuh bersama. Usaha membebaskan perempuan dari belenggu penindasan dan gerakan melestarikan alam memerlukan komitmen moral dari semua pihak. Perjuangan penyelamatan lingkungan dirasa akan lebih efektif apabila menjadi komitmen bersama semua manusia, mengatasi batas wilayah suatu Negara. Shiva banyak membantu organisasi kemasyarakatan di Afrika, Asia, Amerika Latin, Irlandia, Swiss dan Austria dengan cara melakukan kampanye melawan rekayasa genetika. Pada tanggal 1-2 Mei 1998 Shiva di Bratislava Slovakia memobilisasi pergerakan internasional perempuan dalam hal membangun kesadaran kritis terkait dengan persoalan di bidang pangan, pertanian, hak paten dan bioteknologi. Gerakan tersebut diberi nama dengan Diverse Women for Diversity (Fatmawati Indah L.G., 2007:63).

Di level birokrasi pemerintahan, Shiva dipercaya memegang jabatan sebagai penasihat pemerintahan di India. Shiva dipercaya sebagai ketua Komisi Internasional bidang masa depan dan makanan. Shiva banyak mengkritik terhadap organisasi internasional yang tidak mensejahterakan negara-negara berkembang. Organisasi internasional seperti WTO (World Trade Organization) dipandang merupakan alat untuk melanggengkan keterbelakangan bagi negara-negara berkembang. Negara-negara maju membuat aturan ketat tentang hukum paten dalam perjanjian organisasi perdagangan internasional sehingga membatasi negara berkembang memanfaatkan bibit, obat-obatan dan teknologi berdasarkan kearifan lokal

Buku berjudul Ecofeminism (1993) di Indonesiakan dengan judul Ecofeminism Perspektif Gerakan Perempuan & Lingkungan (2005) dikarang bersama Maria Mies, Vandana Shiva banyak membahas dampak negatif dari ilmu pengetahuan yang bersifat reduksionis serta kebijakan pembangunan yang bercorak patriarki memunculkan kekerasan terhadap perempuan dan alam (hutan). Ilmu pengetahuan reduksionis mengakibatkan perempuan terasing dalam menjalankan fungsi produksi maupun reproduksi terhadap kehidupan manusia maupun alam. Kebijakan pembangunan yang patriarki membuat perempuan dan anak-anak menjadi semakin bertambah miskin. Shiva mengkritik kebijakan pembangunan baik dalam skala global (internasional) maupun nasional yang salah arah dapat menyebabkan ketidakadilan terhadap perempuan dan alam. Perempuan menjadi tuna wisma di negaranya sendiri dan alam banyak teracuni oleh limbah-limbah yang berbahaya ( Vandana Shiva, 2005:92, 113).

Shiva berpendapat dalam diri manusia maupun masyarakat terdapat dua energi yaitu: maskulinitas dan feminitas. Energi maskulinitas lebih mengarah pada budaya kematian dan penghancuran karena bercirikan persaingan, dominasi, eksploitasi dan penindasan. Sebaliknya energi feminitas lebih mengarah pada budaya kehidupan karena bercirikan kedamaian, keselamatan, kasih dan kebersamaan. Budaya patriarki lebih mengutamakan kekuasaan dan merusak; sedangkan budaya matriarki lebih mengutamakan kelembutan dan relasi emosional sehingga kehidupan lebih terawat dan terjaga (Maggie Hum,1986 : 193). Hutan akan lestari apabila dikelola menggunakan prinsip feminitas dan meninggalkan prinsip maskulinitas.

Shiva membangun dasar Ontologi dengan memandang keberadaan manusia sebagai makhluk relasional. Semua makhluk tidak akan mampu bertahan hidup dengan tanpa membangun relasi dengan yang lain. Relasi menentukan 72 kelanggengan eksistensi kehidupan. Relasi berfungsi sebagai daya pengikat dan pemersatu antara satu dengan lain. Bumi merupakan ekosistem didalamnya terdiri dari berbagai bagian yang antara satu dengan lain saling terkait, saling membutuhkan, dan saling mempengaruhi. Shiva mengembangkan perspektif etika ekofeminisme berlandaskan pada kosmologi dan antropologi yang memandang hidup di alam hanya dapat bertahan dengan jalan mengembangkan relasi saling bekerjasama, saling memberi dan saling mencintai satu dengan lainnya (Vandana Shiva , Maria Mies, 2005:7)

Prinsip demokrasi alam berisikan 10 prinsip dasar yang perlu diperhatikan pada saat manusia menjalin relasi dengan lingkungan fisik maupun dengan lingkungan sosial. Adapun inti dari kesepuluh prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut (Vandana Shiva, 2005:9-11):

  1. Semua spesies, orang, dan budaya memiliki nilai intrinsik. Semua makhluk merupakan subjek yang memiliki integritas, kecerdasan, dan identitas dalam dirinya sendiri sehingga tidak pernah diijinkan hanya sekedar dijadikan objek kepemilikan untuk dimanipulasi, dieksploitasi maupun dimusnahkan.
  2. Demokrasi hendaknya berlaku ke semua komunitas kehidupan yang ada di alam Manusia tidak berhak melanggar batas ruang ekologis spesies lain maupun orang lain, ataupun melakukan pengancaman secara kejam maupun menggunakan cara-cara kekerasan.
  3. Hormat terhadap keragaman alam dan budaya. Keragaman biologis merupakan nilai dan sumber kekayaan, baik secara material maupun kultural yang menciptakan kondisi yang berkesinambungan. Keragaman kultural dapat mewujudkan kondisi kehidupan yang damai, oleh karena itu semua orang memiliki tugas untuk mempertahankan keragaman biologis maupun kultural.
  4. Semua makhluk memiliki hak alami untuk memperoleh makanan. Hak atas makanan merupakan hak alami karena memberi jaminan supaya dapat bertahan hidup. Hak tersebut bukan merupakan pemberian negara atau perusahaan sehingga keberadaannya tidak dapat dihapuskan oleh mereka.
  5. Demokrasi Alam berlandaskan pada ekonomi hayati dan demokrasi ekonomi. Demokrasi Alam berdasarkan pada demokrasi ekonomi. Ekonomi alam merupakan sistem ekonomi hayati yang ditujukan untuk kebaikan umum sehingga perlu dijaga kesinambungan, keberagaman, pluralistik kehidupan yang telah ada.
  6. Ekonomi hayati dibangun di atas ekonomi lokal. Ekonomi global hendaknya tidak merusak dan menghancurkan ekonomi lokal, ataupun membuat orang-orang lokal menjadi terbuang.  Masyarakat hendaknya membeli barang dan jasa dari non-lokal sejauh hal tersebut tidak dapat dihasilkan secara lokal. Barang maupun jasa yang diperdagangkan ke non-lokal hendaknya menggunakan pengetahuan dan sumber daya lokal.
  7. Demokrasi Alam merupakan demokrasi hayati. Semua orang berhak membuat keputusan terhadap makanan yang akan dimakan, air yang akan diminum, dan mendapat jaminan atas kesehatan dan pendidikan. Demokrasi hayati berdasarkan pada demokrasi lokal yang memiliki kewenangan tertinggi dalam mengambil keputusan terkait dengan sumber daya lingkungan, sumber daya alam, makanan dan mata pencaharian warganya. Asumsi dasar dari konsep demokrasi alam dibangun atas pemikiran semua orang dapat mengatur dan menguasai dirinya sendiri.
  8. Demokrasi Alam berdasarkan pada budaya hayati. Budaya hayati memberi ruang dan kedamaian bagi masyarakat untuk menjalankan agama secara berbeda, memiliki keyakinan dan identitas berbeda.
  9. Budaya hayati memelihara terhadap kehidupan. Budaya hayati berdasarkan pada penghargaan terhadap martabat dan kehidupan manusia maupun non-manusia, tanpa memandang perbedaan jenis kelamin dan budaya, generasi sekarang maupun generasi mendatang.
  10. Demokrasi Alam mengglobalkan perdamaian, kepedulian, dan perasaan. Demokrasi Alam menghubungkan orang dalam lingkaran untuk meningkatkan rasa saling peduli dan saling bekerja sama; bukan membagi-bagi untuk saling bersaing, menciptakan konflik yang dapat menimbulkan suasana ketakutan dan rasa kebencian. Demokrasi alam mengglobalisasikan nilai-nilai keadilan, mengembangkan rasa kepedulian dan menjaga kelestarian alam.

Pemikiran Vandana Shiva banyak mengambil inspirasi pemikiran dari kearifan lokal masyarakat India. Nilai kearifan lokal pada hakikatnya ada yang berlaku universal ada pula yang hanya berlaku secara kontekstual pada masyarakat tertentu. Kearifan lokal yang nilai-nilainya berlaku universal dapat menjadi sumber inspirasi yang mencerahkan bagi penyempurnaan peraturan perundang-undangan di Indonesia khususnya di bidang kehutanan. Produk hukum kehutanan di Indonesia akan semakin diperkaya oleh ide besar pemikiran filsuf yang bertaraf internasional sekaligus tetap berpijak pada akar budaya bangsa.

Sumber Referensi:

Konsep Keadilan Sosial yang Berwawasan Ekologis Menurut Vandana Shiva (Kajian dari Perspektif Etika Lingkungan), 2013, Bernadus Wibowo Suliantoro dan Caritas Woro Murdiati, Cahaya Atma Pustaka.

 

Pendidikan Lainnya

...

Budaya Perilaku Sehat

17 July 2024 (3 months ago)

...

Mental Health*)

28 May 2024 (5 months ago)

 

...

Carol Gilligan

03 May 2024 (6 months ago)

TULISAN KHUSUS UNTUK HARI KARTINI  DAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL...

...

Menelusuri Keindahan Kesejahteraan Emosional

02 March 2024 (8 months ago)

...

Bahagia Adalah Hal Yang Sederhana

02 March 2024 (8 months ago)

...

Mensyukuri Segalanya, Segalanya Disyukuri. Kunci Bahagia Sejati!

02 March 2024 (8 months ago)

...

Berkah Waisak Di Kegiatan Mahanitiloka Dhamma Nasional 2023*)

22 May 2023 (1 year ago)

...

Moderasi Beragama Dalam Konsep “dunia Satu Keluarga” – Bagian 2 *)

24 March 2023 (1 year ago)

          Pengarusutamaan Moderasi Beragama...

...

Moderasi Beragama Dalam Konsep “dunia Satu Keluarga” – Bagian 1 *)

24 March 2023 (1 year ago)

             Indonesia sebagai ne...

...

Implementasi Nilai-nilai Toleransi Guna Mewujudkan Indonesia Harmonis Dunia Satu Keluarga *)

24 January 2022 (2 years ago)

Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Guna Mewujudkan Indonesia Harmonis...

...

Pendidikan Tak Berjumpa

02 May 2021 (3 years ago)

Pendidikan Tak Berjumpa  (Tulisan ini dibuat dalam rangka Hari Pe...

...

Peran Dosen Agama Buddha Dalam Strategi Mendesain Model Pembelajaran Yang Menarik Dan Menyenangkan Selama Masa Pandemi Covid-19

23 April 2021 (3 years ago)

Rida Jelita.S.H., M.H Dosen STAB Maitreyawira, Riau Abstrak Semua i...

...

Merajut Kehidupan Harmonis, Membangun Kebersamaan Di Tengah Covid-19*)

30 December 2020 (3 years ago)

      Dari Webinar Nasional yang bertema : &l...

...

Abdi Negara Dan Abdi Dharma (dalam Rangka Hari Guru Nasional Dan Hut Pgri Ke-75)

26 November 2020 (3 years ago)

Hidup demi pelayanan pada Negara bidang pendidikan dan pelayanan pada ...

...

Eco Enzyme Dan Pencapaiannya Yang Luar Biasa Dalam Bidang Pertanian.

26 May 2020 (4 years ago)

Oleh Rida Jelita Siapakah Dr. Rosukon Poompanvong? Rosukon Poompanvo...

...

Implementasi Sekolah Bebas Sampah Organik

24 May 2020 (4 years ago)

Oleh Rida Jelita   Masalah sampah organik (contoh sisa sayuran da...

...

Eco Enzyme Vs Covid-19

24 May 2020 (4 years ago)

Oleh Rida Jelita Sebenarnya sejak kapan COVID-19 masuk ke negeri kita...

...

Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar

05 September 2019 (5 years ago)

Disusun oleh Dr. Yadi Sutikno, M.Pd. Dosen Tetap STAB Maitreyawira &...

...

Pendidikan Tinggi Keagamaan Buddha Menuju Dunia Satu Keluarga

04 September 2019 (5 years ago)

           Undang Undang Nomor  20&...

...

Eco Enzyme Do It Yourself

31 August 2019 (5 years ago)

OLEH RIDA JELITA, S.H., M.H. (DOSEN TETAP STAB MAITREYAWIRA) Eko Enzi...

...

Pentingnya Lembaga Alumni Di Stab Maitreyawira

17 July 2019 (5 years ago)

Oleh: Rida Jelita, S.H., M.H. Dosen Tetap STAB Maitreyawira   ...

...

Pendidikan Memperbaiki Nilai Kehidupan

30 May 2019 (5 years ago)

Memberi nilai kehidupan manusia Melihat fenomena Kehidupan , orang se...

...

Bagaimana Merumuskan Visi Dan Misi Perguruan Tinggi

10 April 2019 (5 years ago)

Oleh: Rida Jelita, S.H., M.H. Dosen Tetap STAB Maitreyawira Setiap l...

...

Tips Agar Tugas Kuliah Selesai Tepat Waktu

28 March 2019 (5 years ago)

Oleh: Dr. Yadi Sutikno, M.Pd. Dosen Tetap STAB Maitreyawira   ...

...

Memanfaatkan Teknologi Untuk Bahan Ajar Pembelajaran

16 February 2019 (5 years ago)

Oleh: Dr. Yadi Sutikno, M.Pd. Dosen STAB Maitreyawira yadisutikno@gm...

...

Tips Untuk Mahasiswa Agar Sukses Kuliah

18 December 2018 (5 years ago)

Setiap mahasiswa tentu ingin sukses kuliah. Tentu saja keinginan sukse...

...

Membangun Peradaban Kehidupan Manusia (2)

15 November 2018 (5 years ago)

Memahami Tiga Konsep Kehidupan Manusia yaitu  Naturalis, Humanis,...

...

Membangun Peradaban Kehidupan Manusia (1)

15 November 2018 (5 years ago)

Evolusi adalah proses yang mesti dilalui menuju peradaban. Harmonis ad...

...

Orasi Ilmiah Pada Wisuda Sarjana Ke-12 Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten

15 October 2018 (6 years ago)

Namo Buddhaya,   Damai sejahtera selalu menyertai kita semua, &nb...

...

Andai Aku Iron Man

15 October 2018 (6 years ago)

Sejak kuliah di STAB Maitreyawira yang ada diotak kita mungkin kapanla...

...

Kuliah Dengan Google Classroom?

07 October 2018 (6 years ago)

Baru 1 hari saya mencoba aplikasi pendidikan yang disediakan oleh goog...

...

Perkuliahan Jarak Jauh – E Learning?

07 October 2018 (6 years ago)

Dalam dunia pendidikan tinggi mengenal istilah E-Learning, istilah ter...

...

Tips Mendapatkan Nilai A

01 October 2018 (6 years ago)

Mendapatkan nilai A sewaktu belajar di kampus merupakan suatu hal yang...

...

Menggagas Pendidikan Moral

11 September 2018 (6 years ago)

Pendidikan sangat berperanan penting dalam proses peningkatan kualitas...